WISATA RUMOH ACEH

RUMOH ACEH 
Indonesia memiliki beragam suku bangsa, dari sabang sampai marauke. Beragam bahasa dan budaya daerah membuat Indonesia menjadi negara berbudaya.
Pada postingan kali ini saya ingin sedikit berbagi pengalaman saya ketika berkunjung ke Banda Aceh, tepatnya ke rumah khas aceh (Rumoh Aceh).
Mesuem yang terletak di Jalan Sultan Alaiddin Mahmudsyah ini merupakan museum yang memperlihatkan keberagaman budaya aceh.
Dan yang paling terlihat disini tentu saja rumah adat khas aceh.

Lonceng Cakra Donya

Selain rumah khas aceh, terdapat juga lonceng Cakra Donya yang merupakan hadiah dari Laksamana Cheng Ho pada abad ke 15.
Lonceng tersebut diberikan kepada Sultan Pasai pada salah satu ekspedisinya.
Namun pada abad ke 16 Pasai berada dalam kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam, Cakra Donya dibawa ke pusat kesultanan oleh Sultan Ali.

Krông Padé dan Jeungki

Beragam alat-alat yang digunakan orang Aceh tempo dulu. Seperti lumbung padi (krông padé) dan alat penumbuk padi (jeungki).
Sekarang ini mungkin sudah sedikit yang menggunakan krông padé dan jeungki, namun kita masih bisa melihatnya di Museum Aceh.

Pintô Aceh

Dan salah satu yang menjadi ciri khas Aceh adalah Pintô Aceh. Ukiran yang berbentuk seperti pintu ini merupakan ukiran Pinto Khop, pintu Taman Ghairah atau Bustanussalatin yang merupakan taman Istana Kesultanan Aceh Darussalam. Pinto Khop merupakan pintu belakang Keraton Aceh yang dikhususkan untuk pintu keluar masuknya permaisuri Sultan Iskandar Muda beserta dayang-dayangnya.
Monumen Pinto Khop sekarang dijadikan tempat rekreasi yang terletak di tepi sungai (krueng) Daroy. Sekarang ini taman tersebut diberi nama Taman Putroe Phang, diambil dari nama sang permaisuri yang berasal dari pahang, Malaysia.
Sebenarnya masih banyak yang bisa dilihat di Museum Aceh seperti komplek kuburan kerajaan, sisa pohon tempat tewasnya Jenderal Kohler dan lain-lain. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUMBER DAYA ALAM

TSUNAMI MUSEUM BANDA ACEH